Jika
menemukan kata Nagreg, yang pasti diingat pasti sebuah kecamatan di
Kabupaten Bandung Jawa Barat yang setiap musim mudik selalu macet. Tapi,
di balik itu, ada misteri tersimpan terkait sejarah besar tentang
kerajaan Pajajaran yang sempat dipimpin Sribaduga Maharaja atau yang
dikenal Prabu Siliwangi. Selain itu, Pajajaran juga identik dengan
peristiwa berdarah peperangan Majapahit dengan Pajaj...aran.
Kampung Kendan, berada di Desa Citaman Kecamatan Nagreg, untuk
menuju kampong itu, cukup mengendarai roda dari jalan di samping pintu
perlintasan kereta api Nagreg. Jaraknya kurang lebih 1 km. Kampung ini
sendiri berada di bawah kaki bukit Sanghyang Anjung yang bersebelahan
dengan proyek pembangunan TPPAS Legok Nangka. Kampung Kendan ini
diyakini menyimpan sejumlah situs kepurbakalaan yang berasal dari
kerajaan Kendan. Di tempat itu, sempat ditemukan patung Durga yang kini
disimpan di Museum Nasional Jakarta.
Berdasarkan artikel yang
ditulis Prof.Drs. Yoseph Iskandar, alumnus Faculty of Arts and Sciences
University of Pittsburgh, Pennsylvania Amerika Serikat, Kerajaan Kendan
merupakan sebuah hadiah dari Maharaja Suryawarman, raja ke-7 dari
kerajaan Tarumanegara. Hadiah itu diberikan pada Resiguru Manikmaya yang
menikahi putri Suryawarman, Tirtakencana. Di kerajaan Kendan ini,
Manikmaya dijadikan raja dan raja Suryawarman menyertakan prajurit
sebagai tambahan hadiah. Selain itu, Suryawarman juga memberikan mahkota
raja dan permaisuri.
Berdasarkan naskah Pustaka Rajyarajya I
Bhumi Nusantara parwa II sarga 4, yang selesai ditulis tahun 1602 M di
keraton Kasepuhan Cirebon, dikisahkan bahwa Manikmaya berasal dari
keluarga Calankayana yang berada di India selatan dan datang ke dari
Jawa Timur. Ia juga dikenal seorang brahmana ulung yang telah berjasa
pada agama. Latar belakang Manikmaya sebagai pemuka agama juga menjadi
alasan Suryawarman memberikan hadiah kerajaan Kendan
Setelah
berdirinya Kendan, Suryawarman bahkan menyurati setiap raja di daerah
Tarumanegara yang isinya mengenai keberadaan Manikmaya di Kendan harus
diterima dengan baik. Suryawarman juga memperingatkan bahwa siapa pun
yang berani menolak Raja Kendan yang juga pemuka agama, akan dijatuhi
hukuman mati dan kerajaannya akan dihapuskan.
Melihat kebijakan
Tarumanegara, bisa dibilang kerajaan Kendan ini merupakan kerajaan
kecil yang sangat dilindungi kerajaan besar seperti Tarumanegara dan
juga berada di bawah kekuasannya. Masa kerajaan Kendan sendiri cukup
lama, bahkan sempat berganti kepemimpinan sebanyak empat kali. Adapun
pada waktu raja Kendan dipimpin Wretikendayun, dia mendirikan pusat
pemerintahan baru yang diberi nama Galuh dan diyakini berada di Ciamis
dengan ibukota di Kendan.
Setelah memindahkan pusat
pemerintahan, dia menyurati kerajaan Tarumanegara yang pamornya sudah
pudar bahkan berakhir saat kerajaan Sriwijaya menghancurkannya.Saat-saat
berakhir Tarumanegara itu, dalam suratnya, Raja Kendan menginginkan
Kerajaan Kendan yang pusat pemerintahannya di Galuh merdeka, terpisah
dari Tarumanegara dan menjadi kerajaan sendiri.
Keinginan
tersebut akhirnya dikabulkan raja Tarusbawa. Kemudian, kerajaan Kendan
berganti nama menjadi Kerajaan Galuh. Pada masa 670 M, berakhirlah
kekuasaan Tarumanegara, dan lahir kerajaan baru yakni Kerajaan Pakuan.
Pasca berakhir Tarumanegara, kerajaan sunda yang berdiri yakni, kerajaan
Galuh di belahan timur tepatnya Ciamis dengan ibu kota Kendan, lalu di
belahan barat berdiri kerajaan Pakuan.
Setelah berdiri kedua
kerajaan tersebut, diperkirakan pada tahun 1482, kedua kerajaan ini
dipersatukan oleh Sri Baduga Maharaja atau yang dikenal Prabu Siliwangi
menjadi Kerajaan Sunda Pajajaran.
Hingga kini, belum ada
penelitian terkait lokasi persis kerajaan Kendan. Namun yang pasti, di
Nagreg tepatnya di kampung Kendan Desa Citaman Kecamatan Nagreg,
diyakini disitulah situs kerajaan Kendan pernah berdiri dan kampong ini
sangat berdekatan dengan proyek Tempat Pemprosesan dan Pengolahan Akhir
Sampah (TPPAS) Legok Nangka.
Adapun terkait lokasi kerajaan
Kendan, Bob Ujo dari Kelompok Sejarah Masyarakat Kendan meyakini bahwa
kerajaan Kendan berada sangat dekat dengan lokasi TPPAS Legok Nangka
Nagreg. Dia menegaskan pemerintah harus mengevaluasi dulu pembangunan
TPPAS, hal itu terkait adanya situs kerajaan Kendan. Jika saja dilakukan
penelitian dan ditemukan berada di bawah TPPAS Legok Nangka, itu
mengerikan. Bayangkan di atasnya sampah, di bawah ada bekas kerajaan
sunda.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa sewaktu audiensi
dengan Dinas Permukiman dan Perumahan, pernah menghasilkan bahwa Legok
Nangka berkaitan dengan adanya sejarah kerajaan Kendan. Audiensi
tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi. Diantaranya melakukan riset
dan analisa kesejarahan di sekitar pembangunan TPPAS serta membentuk tim
kecil untuk riset terkait.Namun sayangnya hingga sekarang rekomendasi
tersebut belum ada tindak lanjut.Lihat
Selengkapnya
Kampung Kendan, berada di Desa Citaman Kecamatan Nagreg, untuk menuju kampong itu, cukup mengendarai roda dari jalan di samping pintu perlintasan kereta api Nagreg. Jaraknya kurang lebih 1 km. Kampung ini sendiri berada di bawah kaki bukit Sanghyang Anjung yang bersebelahan dengan proyek pembangunan TPPAS Legok Nangka. Kampung Kendan ini diyakini menyimpan sejumlah situs kepurbakalaan yang berasal dari kerajaan Kendan. Di tempat itu, sempat ditemukan patung Durga yang kini disimpan di Museum Nasional Jakarta.
Berdasarkan artikel yang ditulis Prof.Drs. Yoseph Iskandar, alumnus Faculty of Arts and Sciences University of Pittsburgh, Pennsylvania Amerika Serikat, Kerajaan Kendan merupakan sebuah hadiah dari Maharaja Suryawarman, raja ke-7 dari kerajaan Tarumanegara. Hadiah itu diberikan pada Resiguru Manikmaya yang menikahi putri Suryawarman, Tirtakencana. Di kerajaan Kendan ini, Manikmaya dijadikan raja dan raja Suryawarman menyertakan prajurit sebagai tambahan hadiah. Selain itu, Suryawarman juga memberikan mahkota raja dan permaisuri.
Berdasarkan naskah Pustaka Rajyarajya I Bhumi Nusantara parwa II sarga 4, yang selesai ditulis tahun 1602 M di keraton Kasepuhan Cirebon, dikisahkan bahwa Manikmaya berasal dari keluarga Calankayana yang berada di India selatan dan datang ke dari Jawa Timur. Ia juga dikenal seorang brahmana ulung yang telah berjasa pada agama. Latar belakang Manikmaya sebagai pemuka agama juga menjadi alasan Suryawarman memberikan hadiah kerajaan Kendan
Setelah berdirinya Kendan, Suryawarman bahkan menyurati setiap raja di daerah Tarumanegara yang isinya mengenai keberadaan Manikmaya di Kendan harus diterima dengan baik. Suryawarman juga memperingatkan bahwa siapa pun yang berani menolak Raja Kendan yang juga pemuka agama, akan dijatuhi hukuman mati dan kerajaannya akan dihapuskan.
Melihat kebijakan Tarumanegara, bisa dibilang kerajaan Kendan ini merupakan kerajaan kecil yang sangat dilindungi kerajaan besar seperti Tarumanegara dan juga berada di bawah kekuasannya. Masa kerajaan Kendan sendiri cukup lama, bahkan sempat berganti kepemimpinan sebanyak empat kali. Adapun pada waktu raja Kendan dipimpin Wretikendayun, dia mendirikan pusat pemerintahan baru yang diberi nama Galuh dan diyakini berada di Ciamis dengan ibukota di Kendan.
Setelah memindahkan pusat pemerintahan, dia menyurati kerajaan Tarumanegara yang pamornya sudah pudar bahkan berakhir saat kerajaan Sriwijaya menghancurkannya.Saat-saat berakhir Tarumanegara itu, dalam suratnya, Raja Kendan menginginkan Kerajaan Kendan yang pusat pemerintahannya di Galuh merdeka, terpisah dari Tarumanegara dan menjadi kerajaan sendiri.
Keinginan tersebut akhirnya dikabulkan raja Tarusbawa. Kemudian, kerajaan Kendan berganti nama menjadi Kerajaan Galuh. Pada masa 670 M, berakhirlah kekuasaan Tarumanegara, dan lahir kerajaan baru yakni Kerajaan Pakuan. Pasca berakhir Tarumanegara, kerajaan sunda yang berdiri yakni, kerajaan Galuh di belahan timur tepatnya Ciamis dengan ibu kota Kendan, lalu di belahan barat berdiri kerajaan Pakuan.
Setelah berdiri kedua kerajaan tersebut, diperkirakan pada tahun 1482, kedua kerajaan ini dipersatukan oleh Sri Baduga Maharaja atau yang dikenal Prabu Siliwangi menjadi Kerajaan Sunda Pajajaran.
Hingga kini, belum ada penelitian terkait lokasi persis kerajaan Kendan. Namun yang pasti, di Nagreg tepatnya di kampung Kendan Desa Citaman Kecamatan Nagreg, diyakini disitulah situs kerajaan Kendan pernah berdiri dan kampong ini sangat berdekatan dengan proyek Tempat Pemprosesan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka.
Adapun terkait lokasi kerajaan Kendan, Bob Ujo dari Kelompok Sejarah Masyarakat Kendan meyakini bahwa kerajaan Kendan berada sangat dekat dengan lokasi TPPAS Legok Nangka Nagreg. Dia menegaskan pemerintah harus mengevaluasi dulu pembangunan TPPAS, hal itu terkait adanya situs kerajaan Kendan. Jika saja dilakukan penelitian dan ditemukan berada di bawah TPPAS Legok Nangka, itu mengerikan. Bayangkan di atasnya sampah, di bawah ada bekas kerajaan sunda.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa sewaktu audiensi dengan Dinas Permukiman dan Perumahan, pernah menghasilkan bahwa Legok Nangka berkaitan dengan adanya sejarah kerajaan Kendan. Audiensi tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi. Diantaranya melakukan riset dan analisa kesejarahan di sekitar pembangunan TPPAS serta membentuk tim kecil untuk riset terkait.Namun sayangnya hingga sekarang rekomendasi tersebut belum ada tindak lanjut.Lihat Selengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar